Makna Akhlak
Sebelum terlalu panjang lebar membahas tentang pendidikan akhlak dan tujuannya, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian pendidikan. Hal ini dimaksudkan menjadi pijakan awal untuk pembahasan yang lebih lanjut.
Di tinjau dari segi bahasa (etimologi), pendidikan berasal dari kata "didik" yang mendapat awalan pe dan mendapat akhiran an. Sehingga menjadi suku kata "pendidikan" kata pendidikan adalah berarti "perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dimasyarakat dan kebudayaan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.
Menurut Zuhairini, pendidikan adalah "suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia yang bertujuan seumur hidup". Pendapat ini menjelaskan pendidikan itu bisa dimana dan kapan saja tanpa batas dan waktu, terutama dalam kelurga dan sekolah sebagai wadah pendidikan yang utama.
Dari beberapa definisi tentang pendidikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: “Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar yang diberikan oleh pendidik/guru kepada anak didik yang mencakup norma-norma yang sesuai dengan tingkatan perkembangannya dengan tujuan terbentuknya kepribadian utama bagi anak didik dan pendidikan yang dilakukan tanpa batas (seumur hidup)”.
Setelah membahas pengertian pendidikan maka selanjutnya penulis akan membahas masalah akhlak. Adapun pengertian akhlak dalam kamus bahasa Arab-Indonesia dijelaskan bahwa kata ا خلاق )) berasal dari kata ( خلق ) yang berarti perangai atau akhlak.
Kemudian juga dijelaskan dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari kata khuluk. Khuluk di dalam kamus Mahmud Yunus berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan akhak.
Di dalam da'iratul ma'arif dikatakan bahwa:
الاخلق هى صفات الا نسان الا دبية
Artinya : "Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik"
Para Ulama Ilmu Akhlak merumuskan devinisinya dengan berbeda-beda tinjauan yang dikemukakannya; antara lain:
1. Al-Qurthuby
Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlaq, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.
2. Muhammad bin ‘Ilan Ash Shadiqy
Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain).
3. Ibnu Maskawaih
Akhlaq adalah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa memikirkannya (lebih lama).
4. Abu Bakar L-Jazairy
Akhlaq adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja.
5. Imam Al-Ghozali
Akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan; tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlaq yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlaq yang buruk.
Dari pegertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.
Jadi pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah beberapa macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari'at dan akal pikiran, maka ini dinamakan budi pekerti yang mulia dan sebaliknya yang lahir dari kelakuan yang buruk, maka di sebutlah budi pekerti yang tercela.
Kemudian menurut Ibnu Maskawaih yang dikutif oleh Abuddin Nata bahwa akhlak menurut istilah: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan".
Kata ahklak atau khuluk, terdapat dalam al-Qur'an dan Hadits. Seperti:
a. Dalam surat Al-Qolam ayat 4 yaitu:
وانك لعلى خلق عظيم ( القلم: ٤)
Artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung"(Q.S Al-Qalam: 4)
b. Dalam surat al-Imran ayat 159 yaitu:
فبما رحمة من الله لنت لهم ولوكنت فظا غليظ القلب لانفضوا من حولك (ا ل عمران:۱۵۹ )
Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (Q,S Al-Imaran: 159)
c. Kemudian hadist Rasulullah SAW yaitu :
اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا ( رواه الترميذى وقال حسن صحيح )
Artinya: "Yang paling sempurna iman orang mu'min itu yang paling sempurna (baik) budi pekertinya"
d. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim:
خيركم احاسنكم اخلاقا ( رواه البخارى ومسلم )
Artinya: "Sebaik-baik kamu yaitu yang paling baik keadaan akhlaknya" (H.R. Bukhori Muslim)
Dari ayat-ayat dan hadits di atas dapat dipahami bentuk perkataan akhlak, khuluk dan khaliqun bisa diartikan dengan istilah budi pekerti atau perangai, tingkah laku, adab kebiasaan, tabiat serta peradaban yang baik atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat. Sedangkan menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syibany, akhlak ialah salah satu hasil dari iman dan ibadah, bahwa iman dan ibadah manusia tidak sempurna kecuali kalau timbul dari akhlak yang mulia dan perbuatan yang baik.
Menurut imam Al-Ghazali akhlak ialah "sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran ( lebih dahulu)
Sedangkan menurut Akmal Hawi akhlak adalah suatu perangai atau tingkah laku manusia dalam pergaulan sehari-hari. Perbuatan-perbuatan tersebut timbul dengan mudah tanpa direncanakan terlebih dahulu karena sudah menjadi kebiasaan.
Sebelum terlalu panjang lebar membahas tentang pendidikan akhlak dan tujuannya, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian pendidikan. Hal ini dimaksudkan menjadi pijakan awal untuk pembahasan yang lebih lanjut.
Di tinjau dari segi bahasa (etimologi), pendidikan berasal dari kata "didik" yang mendapat awalan pe dan mendapat akhiran an. Sehingga menjadi suku kata "pendidikan" kata pendidikan adalah berarti "perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dimasyarakat dan kebudayaan. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai suatu hasil peradaban bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri (nilai dan norma masyarakat) yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya.
Menurut Zuhairini, pendidikan adalah "suatu aktifitas untuk mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia yang bertujuan seumur hidup". Pendapat ini menjelaskan pendidikan itu bisa dimana dan kapan saja tanpa batas dan waktu, terutama dalam kelurga dan sekolah sebagai wadah pendidikan yang utama.
Dari beberapa definisi tentang pendidikan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: “Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar yang diberikan oleh pendidik/guru kepada anak didik yang mencakup norma-norma yang sesuai dengan tingkatan perkembangannya dengan tujuan terbentuknya kepribadian utama bagi anak didik dan pendidikan yang dilakukan tanpa batas (seumur hidup)”.
Setelah membahas pengertian pendidikan maka selanjutnya penulis akan membahas masalah akhlak. Adapun pengertian akhlak dalam kamus bahasa Arab-Indonesia dijelaskan bahwa kata ا خلاق )) berasal dari kata ( خلق ) yang berarti perangai atau akhlak.
Kemudian juga dijelaskan dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa arab) adalah bentuk jamak dari kata khuluk. Khuluk di dalam kamus Mahmud Yunus berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku dan akhak.
Di dalam da'iratul ma'arif dikatakan bahwa:
الاخلق هى صفات الا نسان الا دبية
Artinya : "Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik"
Para Ulama Ilmu Akhlak merumuskan devinisinya dengan berbeda-beda tinjauan yang dikemukakannya; antara lain:
1. Al-Qurthuby
Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlaq, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya.
2. Muhammad bin ‘Ilan Ash Shadiqy
Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain).
3. Ibnu Maskawaih
Akhlaq adalah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa memikirkannya (lebih lama).
4. Abu Bakar L-Jazairy
Akhlaq adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja.
5. Imam Al-Ghozali
Akhlaq adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan; tanpa melalui maksud untuk memikirkan (lebih lama). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu tindakan terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlaq yang baik. Tetapi manakala ia melahirkan tindakan yang jahat, maka dinamakan akhlaq yang buruk.
Dari pegertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya.
Jadi pada hakikatnya khuluk (budi pekerti) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian hingga dari situ timbullah beberapa macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran. Apabila dari kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan syari'at dan akal pikiran, maka ini dinamakan budi pekerti yang mulia dan sebaliknya yang lahir dari kelakuan yang buruk, maka di sebutlah budi pekerti yang tercela.
Kemudian menurut Ibnu Maskawaih yang dikutif oleh Abuddin Nata bahwa akhlak menurut istilah: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran dan pertimbangan".
Kata ahklak atau khuluk, terdapat dalam al-Qur'an dan Hadits. Seperti:
a. Dalam surat Al-Qolam ayat 4 yaitu:
وانك لعلى خلق عظيم ( القلم: ٤)
Artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung"(Q.S Al-Qalam: 4)
b. Dalam surat al-Imran ayat 159 yaitu:
فبما رحمة من الله لنت لهم ولوكنت فظا غليظ القلب لانفضوا من حولك (ا ل عمران:۱۵۹ )
Artinya: "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut kepada mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (Q,S Al-Imaran: 159)
c. Kemudian hadist Rasulullah SAW yaitu :
اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا ( رواه الترميذى وقال حسن صحيح )
Artinya: "Yang paling sempurna iman orang mu'min itu yang paling sempurna (baik) budi pekertinya"
d. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim:
خيركم احاسنكم اخلاقا ( رواه البخارى ومسلم )
Artinya: "Sebaik-baik kamu yaitu yang paling baik keadaan akhlaknya" (H.R. Bukhori Muslim)
Dari ayat-ayat dan hadits di atas dapat dipahami bentuk perkataan akhlak, khuluk dan khaliqun bisa diartikan dengan istilah budi pekerti atau perangai, tingkah laku, adab kebiasaan, tabiat serta peradaban yang baik atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat. Sedangkan menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syibany, akhlak ialah salah satu hasil dari iman dan ibadah, bahwa iman dan ibadah manusia tidak sempurna kecuali kalau timbul dari akhlak yang mulia dan perbuatan yang baik.
Menurut imam Al-Ghazali akhlak ialah "sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari sifat itu timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran ( lebih dahulu)
Sedangkan menurut Akmal Hawi akhlak adalah suatu perangai atau tingkah laku manusia dalam pergaulan sehari-hari. Perbuatan-perbuatan tersebut timbul dengan mudah tanpa direncanakan terlebih dahulu karena sudah menjadi kebiasaan.
0 komentar:
Posting Komentar