PENENTUAN
KESADAHAN SEMENTARA
DAN
KESADAHAN PERMANEN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua makhluk hidup di bumi ini butuh air. Air
merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga di alam umumnya breada dalam
keadaan tidak murni. Air alam mengandung berbagai jenis zat, baik yang larut
maupun yang tidak larut serta mengandung mikroorganisme. Jika kandungan bahan-bahan
dalam air tersebut tidak mengganggu kesehatan, air dianggap bersih dan layak
untuk diminum, air dikatakan tercemar jika terdapat gangguan terhadap kualitas
air sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya.
Pencemaran air dapat terjadi karena masuknya makhluk hidup, zat, dan energi
terdalam air oleh kegiatan manusia.
Keadaan itu dapat menurunkan kualitas air sampai ke tingkat tertentu dan
membuat air tidak berfungsi lagi sesuai dengan tujuan penggunaannya. Air sadah
adalah air yang didalamnya terlarut garam-garam kalsium dan magnesium air sadah
tidak baik untuk mencuci karena ion-ion Ca2+ dan Mg2+ akan berikatan dengan sisa
asam karbohidrat pada sabun dan membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih.
Air sadah dibagi menjadi dua yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air
sadah sementara yaitu air yang kesadahannya disebabkan oleh kalsium dan
magnesium dari karbohidrat dan bikarbonat, sedangkan air sadah permanen atau
tetap disebutkan oleh garam kalsium sulfat dan klorida. Manfaat penentuan
kesadahan sementara dan kesadahan permanen yaitu untuk mengetahui tingkat
kesadahan air karena air sadah dapat menimbulkan kerak sehingga dapat menyumbat
pipa saluran air panas seperti radiator yang digunakan dalam mesin-mesin
pertanian.
1.2
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah yaitu :
1. apakah
air di pegunungan memiliki sifat yang berbeda dengan air di rumah?
2. ion-ion
apa sajakah yang dapat menyebabkan
kesadahan air?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui perbedaan air di pegunungan dengan air
di rumah
b. Mengetahui cara menghilangkan kesadahan air
c. Mengetahui ion-ion yang dapat menyebabkan
kesadahan air
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan
Pustaka
Proses pengendapan memungkinkan kalsium bereaksi dengan magnesium
di dalam laut. Akibat reaksi itu kalsium akan mengalami pengendapan di laut
dibandingkan magnesium. Kalsium adalah unsur kunci dalam banyak proses
geokimia. (Rizald Max Rompas, 1998). Suatu endapan cenderung mengabsorbpsi dengan mudah ion-ion yang membentuk
senyawa tak dapat larut dengan salah satu ion dalam kisi. Ion perak/klorida
akan lebih mudah diserap oleh endapan perak klorida daripada ion natrium/nitrit
(R.A. Day J.R. dan A.L. Underwood, 1992). Kesadahan total yaitu ion Ca2+ dan
Mg2+ yang dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA yang dapat ditentukan
melalui titrasi dengan EDTA sebagai titran dan menggunakan indikator yang peka
terhadap semua kation tersebut. Kejadian total tersebut dapat dianalisis secara
terpisah misalnya dengan metode AAS (Automic Absorption Spectrophotometry).
(Abert dan Sri Sumustri Santika, 1984).
Pengendapan merupakan cara yang sangat penting untuk
memisahkansuatu contoh menjadi bagian komponen-komponennya dan spl tahun belakangan
merupakan teknik pemisahan yang paling luas digunakan oleh seorang analis.
Proses yang tersangkut adalh zat yang akan dipisahkan digunakan untuk membuat
suatu fasa baru yaitu endapan (Sudjadi, 1998). Kesadahan merupakan petunjuk
kemampuan air untuk membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air
berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila dicampur dengan
sabun. Sedang pada air berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan
dibagi dalam dua
tipe
yaitu :
1. Kesadahan umum
2.
Kesadahan karbonat.
Selain dua
tipe tersebut dikenal tipe kesadahan lain yaitu kesadahan total yang mirip
penjumlahan
dari kesadahan umum dan kesadahan karbonat.
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
3.1 Alat, Bahan
dan Cara Kerja
1.
Alat
a. Gelas ukur
b. Neraca analitik
c. Pengaduk magnetik
d. Penangas air
2.
Bahan
a. Standar H2SO4 0,02 N dan 0,01 N
b. Standar NaOH 0,1 N
c. Standar Na2CO3 0,1 N
d. Indikator methyl orange dan phenolphthalein 0,1 %
e. Air pegunungan
f. Air rumah
3.2 Variabel
Variabel
manipulasi : Jenis
Air
Variabel
kontrol : Volume
Air
Variabel respon :
Hasil
titran
3.3 Cara Kerja
a. Penentuan Kesadahan Sementara
1.
Mengambil 100 ml Air pegunungan dan
memasukkan ke dalam Erlenmeyer
2.
Menambhkan 2-3 tetes indikator methyl orange, kemudian menintrasikan dengan
asam sulfat standar 0,02 N sampai timbul warna merah.
b. Penentuan kesadahan permanen
1.
Mengambil 100 ml air rumah dan memasukkan ke dalam Erlenmeyer
2.
Menambahkan 10 ml NaOH 0,1 N, 10 ml Na2CO3 0,1 N, mengocok dan menguapkan di
atas penangas air mendidih sampai40 ml.
3.
Mendinginkan larutan dan menyaringnya, mengumpulkan filtratnya dalam labu takar
100 ml.
4.
Membilas residu dengan kertas saring dengan aquadest bebas CO2 sampai bebas
alkali, dapat diuji dengan phenolphthalein, kemudian membuat volume filtratnya
100 ml.
5.
Mengambil filtrat 50 ml dan memasukkannya ke dalam Erlenmeyer dan menambahkan
2-3 tetes indikator methyl orange.
6.
Menitrasi dengan standar H2SO4 0,1 N sampai timbul warna merah.
7.
Membuat perlakuan blanko :
a.
Mengambil 10 ml NaOH 0,1 N, 10 ml Na2CO3 0,1 N
b.
Memasukkan dalam labu takar 100 ml dan mengencerkan dengan aquadest bebas CO2
sampai tarda.
c.
Mengambil 10 ml dan menambahkan 2-3 tetes indikator methyl orange dan menitrasi
dengan H2SO4 0,1 N sampai timbul warnamerah.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dengan
adanya kesadahan pada air dapat menyebabkan beragai kerugian seperti :
mengurangi daya bersih sabun dan menimbulkan kerak padalogam. Untuk itu
kesadahan air harus dihilangkan. Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan
cara mendidihkan atau menambahkan kapur.
Dalam
keadaan panas, garam-garam Ca (HCO3)2 dan Mg (HCO3)2 terurai dan ion-ion Ca2+
atau Mg2+ mengendap sebagai CaCO3 atau MgCO3-.Persamaan reaksi :
Ca(HCO3)2 (aq) pemanasan CaCO3 (S) + H2O(1) + CO2
(g)
Mg(HCO3)2 (aq) pemanasan MgCO3 (S) + H2O(1) + CO2
(g)
Sedangkan
kesadahan tetap tidak dapat dihilangkah dengan pemanasan, tetapi harus
direaksikan dengan soda, Na2CO3 atau kapur, Ca(OH)2, sehingga ion-ion Ca2+ dan
Mg2+ akan mengendap. Persamaan reaksi :
CaSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) CaCO3 (S) + Na2SO4 (aq)
MgSO4 (aq) + Na2CO3 (aq) MgCO3 (S) + Na2SO4 (aq)
MgCl2 (aq) + Na(OH)2 (aq) Mg(OH)2 (S) + CaCl2 (aq)
Pada
percobaan kesadaran sementara didapat volume H2SO4 0,002 N sebanyak 10 ml
padahal seharusnya volume H2SO4 0,02 N berkisar antara 2-3 ml. Hal tersebut
terjadi karena kurangnya ketelitian pada saat melihat perubahan warna dari
warna awal hingga warna akhir. Dari percobaan tersebut didapat nilai kesadaran
sementara yaitu 9,5. Sedangkan pada percobaan kesadahan permanen didapat volume
H2SO4 0,1 N yang digunakan untuk menitrasi sebanyak 8 ml dan nilai kesadahan
tetap yaitu 17 ml, sehingga dari percobaan di atas didapatkan total kesadahan kesadahan
sementara + kesadahan tetap = 9,5 + 10 = 19,5
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat ditarik kesimpulan :
a.
Pada titrasi kesadahan sementara dan permanen dihasilkan warna akhir yang sama
yaitu merah muda
b.
Nilai kesadahan sementara 20°
c.
Nilai kesadahan tetap 80°
d.
Kesadahan tetap lebih banyak membutuhkan H2SO4 0,1 N dari padakesadahan
sementara
e.
Nilai
kesadahan sementara lebih besar daripada kesadahan tetap
DAFTAR
PUSTAKA
Albert
dan Santika, Sri Sumestri, 1984. Metode Penelitian Air. ITS
Press.Surabaya.
Day
dan RA. Underwood. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.
Rompas
Rizal Max. 1998. Kimia Lingkungan I. Tarsito. Bandung.
Sudjadi.
1998. Metode Pemisahan Air. Kanisius. Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar