PENDAHULUAN
Perpustakaan merupakan
tempat pengelolaan segala
macam informasi, baik dalam bentuk cetak maupun terekam termasuk
bahan-bahan mikro komputer dan bahan hasil teknologi canggih lainnya untuk
kepentingan pendayagunaan bagi masyarakat luas. Hasil pengetahuan manusia
yang semakin kompleks itu direkam dalam bentuk perekaman berupa buku,
majalah, film, video, microcomputer,
dan lain sebagainya. Bahan-bahan itu dihimpun, dikelola dan disusun berdasarkan
aturan tertentu. Sehingga mudah untuk dimanfaatkan kembali secara berulang
dalam tempo yang tidak terbatas.
Koleksi
perpustakaan sekarang tidak hanya berupa buku dan bahan cetak lainnya saja,
tetapi meliputi bahan-bahan bukan buku. Jadi pengertian
perpustakaan pun bergeser sesuai dengan perkembangan zaman. Sekarang
yang penting dari pengertian koleksi ialah isi yang terkandung
dalam koleksi itu. Yaitu informasi yang ada di dalamnya bukan
sekedar wujud nyata dari koleksi tadi. Koleksi perpustakaan merupakan
informasi dalam bentuk rekaman, baik tertulis maupun tercetak dan terekam
dalam bentuk rekaman elektronik seperti video, tape, mikro, dan
lain-lain. Informasi dalam pengertian perpustakaan ialah suatu data atau fakta
yang mempunyai arti
bagi kepentingan masyarakat luas.
Perpustakaan
harus selalu membina koleksi yang ada dengan cara melakukan dari suatu seleksi
yang sistematis dan terarah. Seleksi didasarkan pada tujuan, rencana, dan
anggaran yang tersedia. Pustakawan di bidang pengembangan koleksi
harus mengetahui betul apa tujuan
perpustakaan dan siapa masyarakat pemakainya. Tujuan atau
fungsi suatu perpustakaan tergantung dari jenisnya. Tetapi perpustakaan yang
sejenis pun tidak selalu mempunyai tujuan
pokok yang
benar-benar sama. Pada dasarnya perpustakaan maupun pusat-pusat
informasi merupakan satuan kerja yang mempunyai kegiatan pokok mengelola
layanan di bidang informasi. Tugasnya mengumpulkan berbagai jenis informasi
dari berbagai sumber dan mendayagunakannya sebagai sediaan untuk berbagai
keperluan. Tujuan pokoknya untuk memberikan jasa kepada masyarakat pengguna
jasa yang memerlukan informasi tertentu pada saat-saat tertentu. Karena itu
pengelolaannya selalu berorientasi kepada upaya penciptaan kegiatan-kegiatan
yang bersifat teknis, dan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Dengan
demikian tercipta pula kemudahan-kemudahan dalam proses pengumpulan,
penyimpanan, dan proses pemanfaatannya. MENGENAL JENIS BAHAN PUSTAKA
Sebelum menguraikan lebih
lanjut mengenai berbagai jenis bahan pustaka, terlebih dahulu
akan dijelaskan arti dari pustaka itu sendiri yang merupakan kata
dasar dari perpustakaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pustaka
artinya kitab, buku.
Sulistyo Basuki (1991), sebenarnya bahan pustaka artinya
sama saja dengan pustaka. Bahan pustaka mencakup (a) karya cetak atau karya
grafis seperti buku, majalah, surat kabar, disertasi, dan
laporan; (b) karya non cetak atau karya rekam seperti piringan
hitam, rekaman audio, kaset, dan video; (c) bentuk mikro seperti mikrofilm,
mikrofis, dan microopaque; serta (d) karya dalam bentuk elektronik
seperti disket, pita magnetik, dan kelongsong elektronik (cartridge) yang diasosiasikan
dengan komputer. Dalam pembahasan selanjutnya untuk semua terbitan
dipakai istilah bahan pustaka. Kumpulan bahan pustaka dikenal dengan istilah
koleksi perpustakaan. Berikut dijelaskan beberapa jenis bahan pustaka, yakni :
A. Karya Cetak
Karya cetak adalah
hasil pikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk
cetak, seperti: Buku. Bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan yang
utuh dan paling umum terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit
49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku
fiksi, teks, dan rujukan.
Terbitan
berseri. Bahan pustaka yang direncanakan untuk
diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang
termasuk bahan pustaka ini adalah harian (surat
kabar), majalah (mingguan, bulanan, dan lainnya), laporan
yang terbit dengan jangka waktu tertentu seperti
laporan tahunan, triwulanan, dan sebagainya.
B. Karya Non Cetak
Karya non cetak adalah hasil
pikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku
atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman
suara, video, gambar, dan sebagainya. Istilah lain yang
dipakai untuk jenis ini adalah bahan non buku, ataupun
bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan
pustaka ini.
Rekaman suara atau sound recording. yaitu bahan pustaka
dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk
koleksi adalah buku pelajaran bahasa Inggris yang
dikombinasikan dengan pita kaset. Gambar hidup dan rekaman video (motion picture and video
recording). Yang termasuk dalam
bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain
bersifat rekreasi juga dapat dipakai untuk pendidikan.
Misalnya untuk pendidikan pemakai yaitu bagaimana cara menggunakan
perpustakaan.
Bahan
grafika (graphic materials). Ada dua
tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat
langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar
teknik, dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat
(misalnya selid, transparansi, dan
filmstrip).
Bahan
kartografi atau cartographic
materials. Yang termasuk dalam jenis ini adalah
peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.
C. Microform
Bentuk mikro adalah suatu
istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang
menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa
melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader. Bahan pustaka ini digolongkan
tersendiri, tidak dimasukkan dalam bahan non cetak. Hal ini
disebabkan karena informasi yang tercakup di dalamnya meliputi
bahan tercetak seperti majalah, surat
kabar dan sebagainya. Ada 3 macam bentuk
mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yakni:
Mikrofilm. Bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran, yaitu 16 mm dan 35 mm. Mikrofis
(microfich). Bentuk mikro
dalam lembaran film dengan ukuran 105x148 mm (standar) dan 75x125
mm. Microopaque.
Yaitu bentuk mikro di mana informasinya dicetak ke dalam kertas
yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukurannya sebesar mikrofis.
PEMBINAAN BAHAN PUSTAKA
Pembinaan bahan pustaka merupakan
rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam upaya mengembangkan koleksi
perpustakaan agar dapat berdayaguna dan berhasil guna demi kepentingan
masyarakat yang dilayani. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan secara terus
menerus agar dapat merangsang dan mendorong pemakai untuk selalu belajar sesuai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Sehingga pemakai menjadi lebih cerdas
dan terampil dalam menunjang pembangunan nasional.
Secara umum pembinaan bahan pustaka
mencakup 2 aspek kegiatan, yakni Perencanaan dan Pelaksanaan
1.
Perencanaan
Perkembangan IPTEK menyebabkan jumlah informasi dan
kebutuhan masyarakat beragam, tingkat dan bentuk penyajian berbeda. Sehingga
diperlukan suatu pemikiran di dalam merencanakan pengembangan bahan pustaka,
antara lain :
a.
identifikasi bahan pustaka sesuai
kebutuhan pemakai hendaknya relevan dengan tujuan dan fungsi perpustakaan
b.
menetapkan
kebijakan dalam kegiatan pengadaan, misal :
§ apa yang diprioritaskan, jumlah judul atau jumlah
eksemplar.
§
buku dengan subyek tertentu.
c.
anggaran
Anggaran direncanakan dan diadakan setiap tahun dalam upaya
meningkatkan koleksi agar dapat memenuhi kebutuhan pemakai.
d.
kerjasama perpustakaan
Untuk meningkatkan jasa layanan
informasi dapat bekerjasama dengan perpustakaan atau instansi lain dengan cara
:
§
silang layan.
§
jaringan informasi.
2.
Pelaksanaan
Langkah-langkah
yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain :
a.
mengumpulkan alat bantu seleksi.
b.
mengadakan pemilihan.
c.
membuat daftar pengadaan.
d.
melaksanakan pengadaan.
e.
inventarisasi.
f.
mengolah bahan pustaka.
g.
menyusun dan menyajikan bahan pustaka
h.
memeliharan, dan.
i.
penyiangan.
SELEKSI BAHAN PUSTAKA
Seleksi bahan pustaka merupakan
kegiatan inti perpustakaan dalam bidang pengelolaan koleksi. Penyeleksian
bahan pustaka untuk perpustakaan tidak berdiri sendiri. Ada beberapa segi yang
harus diperhatikan, yaitu untuk siapa perpustakaan diselenggarakan,
apa keperluan pemakai, bahan pustaka apa yang digunakan
dan bagaimana memanfaatkannya. Untuk itu perlu menetapkan suatu selection policies dalam collection development agar
koleksi yang disediakan tidak menyimpang dengan tujuan pendirian perpustakaan
yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Seleksi
bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan pengadaan yang cukup penting
dan perlu dilakukan karena berhubungan dengan mutu perpustakaan yang
bersangkutan. Seleksi dapat menjembatani kebutuhan pemakai
dan sarana yang ada di perpustakaan. Suatu perpustakaan tidak
akan ada artinya bila koleksi yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan
pemakainya. Seleksi atau pemilihan merupakan suatu persoalan yang cukup
penting dalam pembinaan dan pengembangan suatu perpustakaan.
Tersedianya koleksi yang kualitatif dan kuantitatif memadai,
merupakan salah satu faktor pokok bagi berhasilnya penyelenggaraan
perpustakaan. Oleh karena itu koleksi perpustakaan harus dipupuk secara
terus-menerus dengan penuh ketelitian dan kecermatan. Apabila koleksi
yang dimiliki itu tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat
pemakai, perpustakaan akan kehilangan fungsinya. Karena masyarakat tidak tertarik lagi mengunjungi
dan memanfaatkan jasa layanan yang disediakan. Sebaliknya bila koleksi
yang ada sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat, koleksi tersebut
akan didayagunakan dengan sebaik-baiknya,
dan dapat menjaring pemakai perpustakaan dengan sebanyak-banyaknya.
Pustakawan
harus menyusun daftar buku yang perlu dipertimbangkan oleh panitia
pengadaan buku. Dengan demikian nasihat Pustakawan akan
dipertimbangkan lebih mendalam. Untuk mampu membuat senarai buku yang akan
dibeli, Pustakawan harus mengetahui masalah perbukuan, memahami kebutuhan
pemakai, dan mengetahui anggaran
yang tersedia serta sering membaca berbagai timbangan buku. Pustakawan
harus mengunjungi pameran buku dan mengusahakan untuk
memperoleh katalog penerbit atau daftar buku baru dari perpustakaan
lain serta harus cinta pada buku. Uraian secara rinci mengenai kegiatan ini
dapat dilihat pada pembahasan tentang proses seleksi.
Seleksi
adalah proses memutuskan bahan pustaka mana yang diperlukan sebagai
koleksi perpustakaan. Ini melibatkan beberapa dasar, sehingga informasi
tersebut sesuai. Memutuskan apakah informasi yang dikandung
dalam bahan pustaka tersebut sesuai dengan harganya atau memutuskan
apakah bahan pustaka itu dapat diterima. Pada hakikatnya itu merupakan
penentuan secara sistematis kualitas dan nilai. Seleksi adalah
bentuk dari pengambilan keputusan. Semua itu tidak selalu dapat
mengidentifikasi bahan yang sesuai. Tetapi
pengambilan keputusan tersebut
sangat diperlukan.
1.
Tujuan Seleksi
Tujuan
seleksi yaitu mengembangkan koleksi perpustakaan dengan baik
dan seimbang. Sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan
tuntutan pemakai masa kini serta yang akan datang. Tujuan tersebut memang
mulia namun haruslah diingat bahwa
dana terbatas serta masih banyak kendala lainnya. Dengan demikian
seleksi sangat terikat pada bahan apa yang perlu
dipasok, kualitas dan subyek, baik berkaitan dengan penyediaan bahan yang
sudah ada maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pemakai
dengan syarat tidak keluar dari pola yang telah digariskan lebih dulu dalam
bentuk kebijakan pemilihan. Untuk
mencapai semuanya itu seleksi bahan pustaka berfungsi sebagai:
Ø filter yang mampu menyaring stock dari materi yang tidak diinginkan oleh politis
dan masyarakat.
Ø
pengarah (pedoman) pasokan stock
sehingga pada waktu tertentu dapat dicapai
suatu kondisi stock dengan
kualitas tertentu. Hal ini disebabkan karena prinsip utama seleksi
berpegang kepada acuan yang terbaik dari semua yang baik.
2.
Pentingnya Seleksi
Tugas utama setiap perpustakaan ialah membangun koleksi
yang kuat demi kepentingan pemakai perpustakaan. Kualitas jasa
yang diberikan serta kepuasan pemakai
banyak tergantung pada tersedianya koleksi. Betapa pun baiknya
staf perpustakaan, tidak akan berdaya
bila koleksi yang tersedia tidak mendukungnya. Koleksi
yang tersedia tersebut patut dikembangkan dengan prosedur seleksi/pemilihan
yang terencana.
Seleksi harus memenuhi kandungan makna dari penyediaan bahan
pustaka, yaitu pasokan bersifat siap pakai untuk kebutuhan masa
depan dan mampu mengawal (menjaga/menghindarkan) dari
sesuatu yang tidak diinginkan dengan cara stock acquisition yang selektif. Dengan ikatan
kriteria tersebut pasokan bahan pustaka akan tidak mubazir, tidak
kadaluarsa dan dibutuhkan masyarakat untuk mendukung kondisi yang
diharapkan di masa depan. Disamping itu seleksi harus mampu menghindarkan
pasokan yang tercemar unsur-unsur yang tidak dikehendaki atau yang dapat mencemarkan kondisi yang
dirancang.
SARANA SELEKSI
Untuk melakukan tugas pemilihan,
Pustakawan memerlukan sarana yang dipakai untuk membantu kegiatan
proses seleksi yaitu alat bantu seleksi dan verifikasi dalam pengadaan
bahan pustaka. Seperti katalog penerbit, majalah timbangan buku, tinjauan buku
yang dimuat dalam harian atau majalah, dan daftar penerimaan buku baru. Alat
bantu seleksi biasanya untuk mengetahui apakah suatu koleksi/bahan pustaka
sesuai atau tidak dengan keperluan dan tujuan perpustakaannya. Sementara alat
bantu identifikasi dan verifikasi berguna untuk mencocokan data
bibliografi yang kurang
lengkap. Semuanya itu perlu dipantau secara seksama guna memperoleh
hasil yang memuaskan.
Dengan alat bantu tersebut Pustakawan dapat memesan
bahan pustaka ke sumber yang benar atau tempat yang sesuai.
Karena semua informasi baik cara memesan maupun alamatnya telah
dicantumkan. Pustakawan diharapkan dapat mengenal, mengetahui ciri-cirinya,
serta dapat menggunakan alat bantu seleksi tersebut dengan tepat. Sehingga akan
diperoleh suatu koleksi perpustakaan yang betul-betul sesuai dengan tujuannya
masing-masing.
Alat bantu seleksi itu banyak sekali jenisnya.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Seperti
bibliografi, saran pembaca, timbangan buku di surat kabar dan
majalah. Sarana pemilihan ini
secara garis besar dibagi dalam
dua kelompok.Alat bantu seleksi biasanya dipakai untuk verifikasi data
bibliografi atau untuk menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan. Alat bantu seleksi yang perlu dikenal
oleh pustakawan diantaranya:
1.
Kartu pesanan
Kartu ini
biasanya diletakkan pada meja sirkulasi atau diruang baca perpustakaan.
2.
Daftar buku beranotasi dengan
rekomendasi
Daftar buku ini diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional
setiap tahun. Daftar buku ini dilengkapi
dengan ringkasan isi buku dan rekomendasi tentang kelebihan isi buku.
3.
Daftar buku IKAPI
Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI) setiap tahun menerbitkan daftar buku terbitan para penerbit
anggota IKAPI. Daftar buku ini disusun secara alfabetis nama penerbit.
4.
Daftar buku dari Penerbit.
Untuk
mempromosikan terbitannya, biasanya penerbit menerbitkan daftar buku yang
disebarkan ke perpustakaan-perpustakaan atau kepada umum pada waktu
penyelenggaraan pameran.
5.
Resensi buku di
surat kabar dan majalah
Surat kabar atau majalah tertentu secara
rutin ada yang memuat resensi atau timbangan buku terbitan terbaru.
6.
Data statistik :
untuk mengetahui kualitas dan kuantitas dayaguna koleksi.
Pesanan
Buku
|
No.
|
Pengarang :
|
|
Judul Buku :
|
|
Penerbit
|
Tahun :
|
Indentitas
pemesan
|
|
Nama :
|
No. Telp.
|
Alamat :
|
|
Status :
|
Tgl. Pesan :
|
PROSES SELEKSI
Untuk melakukan proses seleksi hal yang perlu dilakukan
adalah langkah evaluasi dan seleksi. Evaluasi merupakan penilaian terhadap isi
kandungan bahan pustaka, sedangkan seleksi adalah menentukan apakah bahan
pustaka tersebut memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan atau tidak.
Dengan
demikian survei terhadap kebutuhan pengguna jasa dan survay judul bahan pustaka
terbitan terbaru menjadi langkah yang sangat diperlukan.
Adapun
kegiatan survei tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Survei Kebutuhan Pengguna Jasa
Kegiatan ini
dapat dilakukan melalui data statistik dalam layanan antara lain data
pengunjung, data peminjam, data peminjaman atau data lain yang dapat
menunjukkan bahan pustaka yang paling diminati pemakai, atau bahan pustaka yang
dibutuhkan pemakai perpustakaan. Data
lain dengan mengumpulkan kartu pesanan pemakai yang sudah disediakan dan di isi
oleh pemakai perpustakaan.
2.
Survei Judul Bahan Pustaka
Survei judul
bahan pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai alat bantu
seleksi. Pada kegiatan ini sekaligus
dapat diteruskan dengan tahap menentukan judul-judul bahan pustaka yang
dibutuhkan.
Judul
yang dipilih dicatat ke dalam lembar seleksi, apabila hasil pencatatan
(seleksi) melalui alat bantu masih belum memenuhi target, maka pustakawan (tim
seleksi) dapat melakukan pelacakan (hunting) ke toko-toko buku atau
penerbit. Hasil seleksi tersebut yang
sudah dicatat ke dalam lembar seleksi kemudian dikumpulkan untuk lampiran
pemesanan pengadaan bahan pustaka.
Contoh
Lembar Seleksi
No.
|
Judul
|
Pengarang
|
Penerbit
|
Tahun
|
Harga
|
Eks
|
Total harga
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan oleh selektor :
ü Pilihan disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan
pengguna jasa perpustakaan, dan tidak bertentangan dengan tujuan dan fungsi
perpustakaan.
ü Dipilih untuk pengguna jasa. Dihindari jangan sampai memilih buku
dipengaruhi oleh selera pribadi pustakawan atau sekelompok orang saja.
ü Buku yang dipilih membawa manfaat kemajuan pengetahuan
dan kekayaan jiwa, baik yang bersifat informatif, inspiratif maupun rekreatif.
ü Jangan membeli (mengadakan) buku-buku yang
terlarang. Buku-buku yang tidak boleh
beredar di masyarakat sewaktu-waktu diumumkan oleh Pemerintah. Seorang selektor dan pustakawan harus
benar-benar hati-hati mengetahui buku-buku yang tidak boleh beredar di
masyarakat.
ü Sebelum mengadakan buku, sebaiknya membuat rencana yang
jelas dan mengetahui jumlah anggaran yang disediakan, sehingga pemilihan
koleksi dapat disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
PENGADAAN BAHAN PUSTAKA
Pengadaan bahan pustaka adalah suatu upaya untuk menambah
koleksi yang dimiliki perpustakaan agar dapat memenuhi kebutuhan pemakai. Dalam pengadaan, harus mempertimbangkan pemakai, tujuan
serta misi yang diemban perpustakaan. Pengadaan sangatlah tergantung dari
pemilihan atau seleksi serta anggaran yang tersedia. Oleh karenanya pemilihan
bahan pustaka ini haruslah ditangani dengan sungguh-sungguh. Secara umum
pengadaan bahan pustaka terdapat beberapa cara, yakni : a). Membeli. b). Tukar menukar. c). Membuat sendiri. d).
Sumbangan atau hadiah. E). Menerima titipan
1.
Pengadaan Melalui Pembelian
Beth Wheeler Fox (1990) menyatakan
bahwa perpustakaan dalam melakukan pembelian dapat langsung memesan
dari penerbit, toko buku, dan membeli dari pedagang besar (wholesaler/jobber). Dari ketiga cara
pembelian di atas mana yang
paling baik, tergantung dari keperluan perpustakaan itu sendiri. Hal ini
karena semua cara pasti ada kebaikan dan kekurangannya. Namun
menurut pengalaman, banyak perpustakaan (pustakawan) melakukan pembelian
bahan pustaka dengan cara memesan melalui jobber.
Setiap judul dari hasil
pemilihan, perlu diperiksa lagi, apakah buku tersebut sudah ada
dalam jajaran koleksi perpustakaan atau sedang dipesan.
Judul-judul itu kemudian
dibuatkan slip dan
disusun menurut aturan
tertentu.
2.
Pengadaan Melalui Pertukaran dan Hadiah
Tukar
menukar dan hadiah (sumbangan) merupakan aspek yang perlu
diperhatikan oleh Pustakawan dalam proses pengadaan bahan pustaka
yang hendak ditambahkan ke dalam koleksi. Bahan pustaka yang diperoleh melalui
tukar menukar dan hadiah mempunyai potensi yang cukup besar dalam
pengembangan koleksi suatu perpustakaan. Karena dalam hal ini dapat
diperoleh secara cuma-cuma, sepanjang bahan pustaka tersebut benar-benar
sesuai dengan tujuan dan fungsi perpustakaan. Kegiatan pengadaan bahan pustaka dengan jalan melakukan pertukaran
(tukar-menukar) seperti ini memiliki beberapa keuntungan seperti
menghemat biaya / anggaran dan memungkinkan pertukaran semua jenis
dokumen. Kerugiannya adalah dokumen yang diterima tidak selalu memenuhi
kebutuhan. Untuk melaksanakan pengadaan melalui pertukaran ini perlu
disepakati terlebih dulu mengenai sifat dokumen yang patut dipertukarkan,
nilai dokumen, dan syarat pertukaran, misalnya 1 banding 1 dengan tidak
memandang berat, tebal tipis publikasi, harga, maupun bahasa.
Berikut akan dijelaskan langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam mengelola bahan pustaka berasal dari hadiah, yakni;
o
Hadiah melalui permintaan
- mempersiapkan daftar donatur perpustakaan yang akan dihubungi
- meminta daftar buku atau katalog yang akan dihadiahkan
- lakukan pemilihan terhadap bahan pustakan yang sesuai
- membuat daftar permohonan bahan pustaka yang dibutuhkan
- kirimkan surat permohonan beserta daftar buku tersebut.
- apabila perpustakaan menerima sumbangan bahan pustaka cocokkan dengan daftar permohonan.
- mengirim ucapan terima kasih sebagai tanda bahwa sumbangan telah diterima
- bahan pustakan tersebut diberi stempel perpustakaan dan nomor induk
- memproses bahan pustaka agar dapat dimanfaatkan.
o
Hadiah tidak atas permintaan
- bahan pustaka yang diterima dicocokkan dengan surat pengantarnya
- mengirim surat ucapan terima kasih, sebagai tanda bahwa bahan pustaka telah diterima
- mengevaluasi/seleksi bahan pustaka tersebut apakah sesuai dengan tujuan perpustakaan dan kebutuhan pemakai.
Kalau sesuai segera diproses, jika tidak
maka bahan pustaka itu disimpan sebagai bahan
pertukaran atau dihadiahkan pada
perpustakaan yang memerlukan.
3.
Pengadaan Melalui Penerbitan Sendiri
Pengadaan bahan pustaka dengan penerbitan sendiri banyak
dilakukan oleh suatu perpustakaan, seperti laporan tahunan, buku pedoman,
buletin, majalah, katalog perpustakaan, bibliografi, indeks, abstrak, dan
lain-lain.
INVENTARISASI
Setiap
bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan baik berasal dari
pembelian, hadiah, pertukaran atau titipan terlebih dulu perlu
diadakan pemeriksaan jumlah buku dengan dokumennya (surat pesanan,
pengantar) apakah sesuai atau tidak. Setelah diperiksa dan sesuai dengan
dokumen kemudian di stempel
kepemilikan dan cap untuk
Nomor induk buku atau stempel inventaris. Pemberian stempel kepemilikan
masing-masing perpustakaan tidak perlu sama nomor halamannya, karena merupakan
nomor rahasia bagi perpustakaan yang bersangkutan. Ada perpustakaan yang membubuhkan cap
kepemilikan di balik halaman judul (halaman verso). Pada nomor tertentu
(halaman 12) dengan kelipatannya. Hingga halaman terakhir dari buku itu. Jika
bukunya tebal perlu pula diberi stempel kepemilikan pada pinggir sisi atas,
bawah, dan kanan dari buku tersebut. Pembubuhan stempel tidak boleh mengganggu
teks buku, kalau terpaksa usahakan agar sedikit mungkin mengenai teks tersebut.
Pencatatan bahan pustaka
dibedakan menurut bentuknya, seperti bahan pustaka dalam
bentuk buku dicatat dalam buku induk, majalah dicatat dalam
kartu majalah dan koran. Bahan pustaka dalam bentuk khusus (bahan pandang
dengar) dicatat dalam buku induk
tersendiri. Buku induk atau accession
book adalah buku yang mencatat semua koleksi yang dimiliki suatu
perpustakaan. Data yang perlu dimasukan dalam buku induk meliputi beberapa
kolom, yakni:
v
Tanggal
v
Nomor
v
Pengarang
v
Judul.
v
Penerbit.
v
Tahun terbit.
v
Cetakan/Edisi
v
Asal.
v
Harga.
v
Keterangan.
Kolom-kolom
itu bisa ditambah disesuaikan dengan keperluan masing-masing. Misal ingin
menambah kolom bahasa, apabila hendak membuat statistik berdasarkan bahasa
dokumen.
A.
Contoh Buku Induk
Tgl
|
Nomor
|
Pengarang
|
Judul
|
Penerbit
|
Kota Terbit
|
Tahun Terbit
|
Cet./ Ed
|
Asal
|
Harga Rp
|
Ket.
|
|||
P
|
H
|
Tm
|
T
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B. Contoh Kartu
Majalah
Contoh kartu surat kabar
C.
Contoh Surat Kabar
D.
Contoh : buku induk untuk bahan pustaka
bukan buku
Tgl
|
Asal
|
Pengarang
|
Judul
|
Tahun
|
Nomor Induk
|
||||||||
P
|
H
|
T
|
F
|
P
|
PR
|
S
|
MF
|
CD
|
Vcd
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penjelasan
:
√
Untuk
kolom tgl, pengarang, judul dan tahun, pengisisan sama seperti pada buku induk
pada bahan pustaka bentuk buku
√
Untuk
kolom asal, diisi dari mana bahan pustaka bukan buku itu diterima apakah dari
pembelian, hadiah, atau tukar menukar, apabila diterima dari pembelian ditulis
“P” dari hadiah ditulis “H” dan dari pertukaran ditulis “T”
√
Pengisian
kolom nomor induk :
-
F = Film
-
P = Peta
-
PR = Pita rekaman / kaset / pita suara
-
S = Slide
-
MF = Mikrofilm
-
CD = Compact
Disk
-
Vcd = Video
compact disk
-
Dst.
P E N U T U P
Koleksi
perpustakaan sekarang tidak hanya berupa buku dan bahan cetak lainnya saja,
tetapi meliputi bahan-bahan bukan buku. Jadi pengertian
perpustakaan pun bergeser sesuai dengan perkembangan zaman. Sekarang
yang penting dari pengertian koleksi ialah isi yang terkandung
dalam koleksi itu. Yaitu informasi yang ada di dalamnya bukan
sekedar wujud nyata dari koleksi tadi. Koleksi perpustakaan merupakan
informasi dalam bentuk rekaman, baik tertulis maupun tercetak dan terekam
dalam bentuk rekaman elektronik seperti video, tape, mikro, dan
lain-lain. Informasi dalam pengertian perpustakaan ialah suatu data atau fakta
yang mempunyai arti
bagi kepentingan masyarakat luas.
Pemilihan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyeleksi
bahan pustaka yang akan ditambahkan ke dalam koleksi. kegiatan
ini merupakan kegiatan yang paling sulit.
Oleh
karenanya memerlukan tenaga yang terampil dan berwawasan
luas. Selain harus tahu mengenai fungsi dan tujuan perpustakaan, Pustakawan
juga harus mengenal betul masyarakat yang dilayani, mengetahui bahan pustaka
yang beredar di pasaran, mengetahui prinsip-prinsip seleksi,
mampu memilih dan mempergunakan alat bantu seleksi.
Alat bantu seleksi itu banyak sekali jenisnya.
Masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Seperti
bibliografi, saran pembaca, timbangan buku di surat kabar dan
majalah. Sarana pemilihan ini
secara garis besar dibagi dalam
dua kelompok.Alat bantu seleksi biasanya dipakai untuk verifikasi data
bibliografi atau untuk menemukan bahan pustaka yang dibutuhkan.
Secara umum pengadaan bahan pustaka terdapat beberapa
cara, yakni : melalui Pembelian, Tukar
menukar, Membuat sendiri, Sumbangan atau
hadiah, dan Menerima titipan. Setiap bahan pustaka yang
diterima oleh perpustakaan baik berasal dari pembelian, hadiah,
pertukaran atau titipan terlebih dulu perlu diadakan pemeriksaan jumlah
buku dengan dokumennya (surat pesanan, pengantar) apakah
sesuai atau tidak. Setelah diperiksa dan sesuai dengan dokumen kemudian
di stempel kepemilikan dan cap
untuk nomor induk buku atau
stempel inventaris.
C A T A T A N
Evans,
G. Edward. Developing libraries and information center
collection. 2 nd. ed. Littleton,
Colorado : Libraries
unlimited, 1987.
Fox, Beth Wheeler. Behind
the scenes at the dynamic library : simplifying essential
operations. Chicago
: American Library Association, 1990.
New York
: Holt, Rinehalt and Winston, 1980.
Spiller,
David. Book selection : an introduction to principles and
practice. 4 th ed. London : Clive Bingley, 1986.
Sulistyo-Basuki. Pengantar ilmu perpustakaan. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 1991.
_______________. Teknik
dan jasa dokumentasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Yulia, Yuyu. Pengadaan bahan pustaka. Jakarta
: Universitas Terbuka, 1993.
0 komentar:
Posting Komentar